GEOTEKNIK UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Deskripsi Lapangan Tanah Organik Berbutir
Halus
Jenis tanah dapat disebut sebagai tanah organic
berbutir halus jika dijumpai partikel organic dalam properti tanah. Kenampakan
yang dipakai untuk mendeskripsi tanah, yaitu: warna (bukan bagian spesifik dari
teknik tetapi dapat dijadikan sebagai indikator dari proses yang telah dan
sedang berlangsung), konsistensi dan kepadatan relatif (plastis dan nonplastis,
sangat lunak hingga keras, sangat lepas hingga sangat padat), ukuran butir
(halus, pasir, kerikil), bentuk butir (pada butir kasar dapat berbentuk menyudut,
agak menyudut, membundar), kelembaban (kering, lembab, basah), dan reaksi HCL
(tidak bereaksi, bereaksi lemah, bereaksi kuat).
Daya Dukung Tanah
Wesley (2010) menyebutkan bahwa daya dukung tanah adalah istilah
yang menyatakan kemampuan tanah menahan beban pada permukaan tanah maupun
menahan beban pada kedalaman di bawah permukaan seperti halnya dengan fondasi.
Perhitungan daya dukung tanah dapat digunakan untuk menjamin kemantapan fondasi,
yang bergantung pada kekuatan geser tanah dan daya duukungnya, serta untuk menjamin
bahwa penurunan fondasi tidak melebihi batas yang diperbolehkan. Fahriani dan
Apriyanti (2015) menyebutkan bahwa estimasi daya dukung tiang tunggal dengan beban
vertikal ditentukan berdasarkan data sondir dan sifat fisik tanah.
Tanah lempung memiliki sifat kohesif dan memiliki karakteristik
sebagai berikut : a) kuat geser rendah, semakin rendah bila kadar air bertambah,
b) cenderung kembang susut (ekspansif), c) sangat dipengaruhi oleh kadar air
dan plastisitas tinggi, d) fraksi butir halus yang sangat mempengaruhi
kualitas, dan e) memerlukan stabilisasi dan pemadatan, tidak baik dijadikan
sebagai tanah urugan.
Tanah sebagai dasar berdirinya satu
pekerjaan konstruksi sering mengalami masalah pergerakan tanah, terutama terjadi
pada tanah-tanah dengan kondisi lunak.
Contoh Suatu pembangunan Gedung:
Ruang lingkup Desain Struktur dan
Geoteknik Gedung Operational Room
Terminal Peti Kemas Semarang, meliputi :
1.
Kajian teknis struktur portal
beton bertulang (kolom dan balok).
2.
Kajian teknis pelat atap dan
pelat lantai.
3.
Kajian rencanaan pondasi.
4.
Analisa Geoteknik
5.
Prediksi Penurunan Tanah
Dasar
perhitungan perencanaan struktur bangunan gedung. Untuk mendapatkan persamaan-persamaan
dalam menentukan besar pembebanan yang dianggap bekerja pada struktur, dengan
mempelajari berbagai standar yang digunakan antara lain :
1.
Persyaratan Beton Struktural
Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013)
2.
Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Gedung dan Non Gedung (SNI 03-1726-2012).
3.
Beban Minimum Untuk
Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727- 2013)
4.
Analisa Data Sondir dari
Laboratorium Politeknik Negeri Semarang dan Data Boring dari Laboratorium
Mekanika Tanah Teknik Sipil, Universitas Diponegoro.
Setelah melakukan analisa pembebanan struktur atas, pada Proyek Pembangunan Gedung Operational Room Terminal Peti Kemas Semarang, maka dilakukan perhitungan dengan software struktur untuk mendapatkan nilai beban terpusat pada kolom.
Gambar 1. Denah Titik Kolom
Gambar dari struktur portal dan pondasi tiang pancang, sebagai berikut :
Gambar 2. Detail Portal as 8
Referensi
Pratomo, A, S., Pernamajati, D., Atmono, I, D., &
Indarto, H., 2015. Kajian Geoteknik Struktur Bawah Bangunan Ruang Genset Di Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang. Jurnal Karya Teknik Sipil Vol. 4, No 4. Hal (164-171)
Ali, F., Najib., & Ali, R, K., 2018. Kajian Geoteknik untuk Perencanaan
Pembangunan Pemukiman Baru pada Kawasan Handil Berkat Makmur, Kabupaten Kapuas,
Kalimantan Tengah. Jurnal
Geosains dan Teknologi, Vol. 1, No. 2. Hal 50-58
Blog yang Mencantumkan Sumber
Maaf yah…. Kalo
ada kurang tolong di komentar :
Mau jurnalnya
download di sini
Jurnal 1 Download
By SCIENCE ENGINEERING
Tidak ada komentar